Turunkan
harga BBM ! Turunkan harga BBM ! jika
BBM naik SBY harus turun! Begitulah sorakan- sorakan yang keluar dari mulut masyarakat
khususnya mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM.
Refleksi Awal Tahun 2012
Kenaikan
harga BBM tentunya menjadi salah satu refleksi awal tahun 2012 dalam kepemerintahan
SBY. Tentunya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi penyebab terjadinya kenaikan
harga BBM ini, salah satunya adalah rendahnya kapasitas cadangan harga minyak
yang ada saat ini, selain itu terjadinya kesenjangan antara permintaan konsumen
akan BBM dan ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi
BBM sesuai dengan permintaan masyaraka. Sedangkan masalah tingkat utilisasi
kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat
juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi
(Republika Online.com). Hal itulah yang menjadi pijakan pemerintah untuk
menaikkan harga BBM.
Kontroversi
akan kenaikan harga BBM tentunya mejadi isu hangat yang sering diperbicangkan
sekarang ini. Bagaimana tidak, dampak yang akan ditimbulkan akibat kenaikan BBM
tersebut sangatlah besar, khususnya bagi masyarakat menengah kebawah. Penolakan
kenaikan harga BBM sudah merebak di seluruh penjuru tanah air oleh semua elemen
masyarakat. Bahkan salah satu partai besar yang ada di negara ini
menginstruksikan dan mengawal secara langsung masyarakat untuk menolak kenaikan
harga BBM tersebut. Hal itu merupakan
salah satu bentuk konsistensi partai dalam menanggapi rencana pemerintah.
Apalagi, partai besar ini melihat masih
ada alternatif lain selain menaikkan harga BBM untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Momentum Pergerakan Mahasiswa
Kontroversi
akan kenaikan harga BBM tentunya mengundang respon dari berbagai pihak
khususnya mahasiswa. Mahasiswa yang berperan sebagai agen perubahan tentunya tidak hanya berdiam diri, mereka
membuat pergerakan tersendiri untuk menolak kenaikan BBM. Momentum gerakan
mahasiswa hingga saat ini sudah memasuki tahap klimaks . Berbagai bentuk
tuntutan mahasiswa terhadap pemerintah diwarnai dengan amukan masa, pembakaran
ban, perusakan fasilitas negara, dan bentrok- bentrokan dengan aparatur negara.
Pergerakan ini tentunya bukan hanya terjadi di satu tempat, namun momentum ini
serentak terjadi diberbagai penjuru negara.
Bukan
hanya mahasiswa yang melakukan pergerakan sebagai wujud penolakan kenaikan BBM.
Contohnya saja para nelayan di jalur Pantai Utara, Lamongan, Jawa Timur,
baru-baru ini, melakukan aksi bakar jeriken yang biasa digunakan untuk membeli
BBM sebagi bentuk protes rencana kenaikan harga bahan bakar minyak pada April
mendatang. Aksi tersebut dilakukan sebagai wujud penolakan terhadap rencana
kenaikan harga BBM, para nelayan menilai harga BBM terlalu tinggi dan
memberatkan pekerjaan mereka (Metrotvnews.com).
Selain para nelayan,
Sekitar 3.000 orang pekerja / buruh se-Jabodetabek rencananya akan turun
ke jalan, pada Selasa (27/3), menolak kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
yang direncanakan pemerintah mulai awal April 2012. Pasalnya, kenaikkan harga
BBM akan membuat hidup buruh dan seluruh masyarakat Indonesia tambah sengsara.
Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Kali Bata,
Syukur Sarto, kepada SP Sabtu (24/3) pagi mengatakan, pada tanggal 27 Maret
kita turun ke jalan untuk menyatakan dukungan kepada anggota DPR yang juga
menolak rencana kenaikkan harga BBM (Media Indonesia.com
Refleksi Jatuhnya Rezim Soeharto
Melihat
pergerakan yang dilakukan oleh para mahasiswa tentunya membuat kita teringat
mengenai salah satu peristiwa penting beberapa tahun silam yakni peristiwa
refleksi jatuhnya rezim soeharto yang terjadi pada tanggal 21 Mei 1998. Berbagai bentuk tuntutan yang
dilakukan oleh mahasiswa pada saat itu tergabung dalam rumusan yang jelas bahwa
Soeharto harus turun.
Akankah
peristiwa jatuhnya rezim soeharto akan terulang kembali pada pemerintahan
SBY. Dengan naiknya
harga BBM nantinya sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah,
maka rakyat tentunya akan semakin sengsara
karena kehidupan rakyat akan semakin susah. Kesengsaraan rakyat tersebut
tentunya akan menimbulkan tuntutan yang nantinya disusul demo besar-besaran
mendesak SBY turun dari pemerintahannya.
Pemerintah yang Menentukan
Bagaimanapun
pergerakan yang telah dilakukan oleh masyarakat khususnya mahasiswa , namun
pada akhirnya keputusan mengenai kenaikan BBM nantinya tetap ada di tangan
pemerintah . Marilah kita berikan ruang kepada pemerintah untuk memikirkan
apakah BBM tetap dinaikkan, ataupun tidak jadi dinaikkan. Maupun nantinya BBM dinaikkan,
seharusnya pemerintah segera memperbaiki sarana pra
sarana dan infrastruktur agar peghasilan masyarakat bisa meningkat. Dengan
begitu maka akan meningkatkan daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat
telah tinggi barulah kenaikan BBM dinilai tepat untuk diterapkan. Begitu pun
dengan mahasiswa, aksi unjuk rasa bukan berarti harus merusak sarana pra sarana
dan infrastruktur negara. Hal tersebut bukan solusi yang tepat sebagai wujud
kepenolakan kita akan kenaikan BBM.