Jumat, 16 September 2011

HUBUNGAN PERSAHABATAN RI - MAROKO



Negeri Matarhari Terbenam
Maroko merupakan salah satu Negara kerajaan yang letaknya di wilayah Afrika Utara atau bagian barat dari benua Afrika. Negara ini sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam). Seperti yang kita ketahui hubungan bilateral Kerajaan Maroko dengan Republik Indonesia selama ini secara politis boleh dikatakan terjalin dengan baik, terutama karena kedua negara memiliki banyak kesamaan kebijakan dan pandangan dalam menyikapi berbagai isu baik regional maupun internasional.
Jarak kedua Negara yang boleh dikatakan sangat berjauhan tidak menghalangi hubungan kerjasama antara kedua Negara , bahkan hubungan tersebut telah dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering menyebut Indonesia sebagai "Akh Syaqiq"(Saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara.
Lebih jauh hubungan Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi ketika musafir terkenal Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Pada pertemuan beberapa waktu silam dengan Ketua dan Wakil Ketua MPR RI, PM Maroko menyampaikan penghargaan atas peran yang dimainkan Pemerintah RI dalam menyikapi berbagai isu regional dan internasional serta mengharapkan peran sentral Indonesia dalam menengahi konflik di Timur Tengah menyusul terjadinya agresi militer Israel terhadap Libanon yang telah banyak memakan korban di pihak sipil.
PM Driss Jettou juga menyampaikan penghargaan atas dukungan moril Indonesia bagi kemerdekaan Maroko 50 tahun silam. Dikatakannya bahwa Maroko tidak akan pernah melupakan Indonesia, dan untuk mengenang jasa Indonesia itu Pemerintah Maroko telah mengabadikan nama mantan Presiden RI (Soekarno) dan dua kota penting di Indonesia (Bandung dan Jakarta) menjadi nama jalan utama di jantung ibukota Rabat.
Indonesia sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai Islam, demokrasi dan modernisasi merupakan salah satu faktor sehingga Maroko ingin belajar demokrasi dan islam dari Indonesia, selain itu Maroko juga menilai bahwa Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global serta Islamphobia yang makin meningkat.
Belajar Budaya Indonesia
Selain belajar tentang demokrasi dan Islam, ternyata Maroko juga ingin belajara budaya Indonesia, hal itu terlihat dari perkataan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Latifa Akherbach dalam wawancara dengan koresponden Antara London, beberapa waktu silam sehubungan dengan digelarnya resepsi peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia- Maroko yang diadakan di Wisma Duta, Rabat. Ia menilai bahwa Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar dan menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Islam dapat berjalan beriringan, sehingga Maroko ingin belajar banyak tentang budaya Indonesia.
Kerjasama yang baik antara Maroko dan Republik Indonesia mempunyai dampak yang positif terhadap kedua Negara tersebut,seperti halnya simbiosis Mutualisme,hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa aspek, salah satunya dari aspek ekonomi. Hubungan ekonomi dan perdagangan Republik Indonesia - Maroko sangat memungkinkan untuk dikembangkan terkait banyaknya produk ekspor Indonesia yang diminati masyarakat Maroko terutama furniture. Mengenai nilai perdagangan kedua negara, dalam beberapa tahun terakhir ini surplus selalu berada di pihak RI, dan Pemerintah RI juga akan mengupayakan peningkatan nilai impor RI dari Maroko agar nilai perdagangan menjadi berimbang.
Peluang itu jelas ada mengingat Maroko merupakan salah satu produsen utama fosfat di dunia, dan saat ini produk tersebut sangat dibutuhkan bagi pengembangan proyek pembudidayaan tanaman kelapa sawit di Indonesia yang antara lain juga akan diproses menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) mengingat cadangan minyak setiap tahun cenderung menurun, sementara harga BBM secara global terus meningkat.
Salah satu bentuk penghormatan Maroko terhadap Negara Republik Indonesia yaitu dengan menggunakan nama Soekarno sebagai salah satu nama jalan di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko. Selain itu Maroko juga menggunakan nama Jakarta dan Bandung sebagai salah satu nama jalan di kota Rabat. Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca yaitu kota perdagangan terpenting dan kota pelabuhan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk yang ada di ibukota Negara kita yaitu Jakarta. Selain itu kota Casablanca juga adalah sister city-nya kota Jakarta.
Hubungan “Akh Syaqiq”
Hubungan antara Republik Indonesia dengan Maroko boleh dikatakan “ Akh syaqiq “ dalam artian saudara kandung, sebab hubungan antara Indonesia dengan Maroko itu sangat dekat seperti halnya dengan hubungan saudara kandung, baik dulu, kini dan esok. Hubungan tersebut akan terus terjalin dengan baik,dan harapannya semoga hubungan RI - Maroko dapat terus ditingkatkan, baik itu dari segi pendidikan, sosial, pariwisata, ekonomi, ketahanan nasional dan budaya. Peluang untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan maroko cukup besar mengingat kedua negara sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Kelompok 77.
Indonesia dan Maroko boleh dikatakan dua Negara satu hati,maksudnya hubungan antara Indonesia dengan Maroko sudah sangat erat. Hubungan kedua Negara ini boleh diperumpamakan sebagai filosofi tubuh. Maksudnya jika ada satu anggota tubuh yang merasakan sakit, seluruh anggota tubuh pun ikut merasa sakit, begitu halnya dengan kedua Negara ini, jika Maroko mengalami masalah, Indonesia pun ikut merasakan masalah tersebut begitu pun sebaliknya, sehingga mereka berkerja sama untuk mengatasi masalah tersebut.
Hubungan antara Maroko dan Republik Indonesia ini harus diwariskan kepada para calon generasi penerus bangsa,sebab esok hari merekalah yang akan melanjutkan perjuangan kedua Negara ini, untuk menjaga kerjasama antara Maroko dan Republik Indonesia maka mulai dari sekarang kita harus mendidik dan memperkenalkan budaya- budaya Maroko kepada generasi penerus Indonesia, begitupun sebaliknya.
Selain itu masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga hubungan antara Republik Indonesia dan Maroko agar tetap terjalin dengan baik, diantaranya yaitu dengan cara pertukaran pelajar atau mahasiswa, Setiap tahun pelajar/mahasiswa Indonesia berkunjung ke Maroko, dan begitupun sebaliknya, selain itu kita juga bisa melakukan pertukaran budaya, maksudnya Pemerintah Maroko datang ke Indonesia untuk memperkenalkan budaya-budaya Maroko, dan Pemerintah Indonesia datang ke Maroko untuk memperkenalkan budaya- budaya Indonesia. Harapannya agar terjalin hubungan yang erat antara RI – Maroko baik hari ini, esok dan seterusnya.



















0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Herzlich Wilkommen in mein Blog

Herzlich Wilkommen in mein Blog
Yusri

Meine Freunden

Ich bin Schrifteller

Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri”. [Stephen King]

Cari Blog Ini