Negeri
Matarhari Terbenam
Maroko
merupakan salah satu Negara kerajaan yang letaknya di wilayah Afrika
Utara atau bagian barat dari benua Afrika. Negara ini sering disebut
dengan Maghribi
(negeri matahari terbenam).
Seperti yang kita ketahui hubungan bilateral Kerajaan Maroko dengan
Republik Indonesia selama ini secara politis boleh dikatakan
terjalin dengan baik, terutama karena kedua negara memiliki banyak
kesamaan kebijakan dan pandangan dalam menyikapi berbagai isu baik
regional maupun internasional.
Jarak kedua Negara
yang boleh dikatakan sangat berjauhan tidak menghalangi hubungan
kerjasama antara kedua Negara , bahkan hubungan tersebut telah
dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering
menyebut Indonesia sebagai "Akh
Syaqiq"(Saudara
kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara.
Lebih jauh hubungan
Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi
ketika musafir terkenal Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari
Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di
Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Pada
pertemuan beberapa waktu silam dengan Ketua dan Wakil Ketua MPR RI,
PM Maroko menyampaikan penghargaan atas peran yang dimainkan
Pemerintah RI dalam menyikapi berbagai isu regional dan internasional
serta mengharapkan peran sentral Indonesia dalam menengahi konflik di
Timur Tengah menyusul terjadinya agresi militer Israel terhadap
Libanon yang telah banyak memakan korban di pihak sipil.
PM
Driss Jettou juga menyampaikan penghargaan atas dukungan moril
Indonesia bagi kemerdekaan Maroko 50 tahun silam. Dikatakannya bahwa
Maroko tidak akan pernah melupakan Indonesia, dan untuk mengenang
jasa Indonesia itu Pemerintah Maroko telah mengabadikan nama mantan
Presiden RI (Soekarno) dan dua kota penting di Indonesia (Bandung dan
Jakarta) menjadi nama jalan utama di jantung ibukota Rabat.
Indonesia
sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai
Islam, demokrasi dan modernisasi merupakan salah satu faktor
sehingga Maroko ingin belajar demokrasi dan islam dari Indonesia,
selain itu Maroko juga menilai bahwa Indonesia merupakan negara
penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan
krisis global serta Islamphobia yang makin meningkat.
Belajar
Budaya Indonesia
Selain
belajar tentang demokrasi dan Islam, ternyata Maroko juga ingin
belajara budaya Indonesia, hal itu terlihat dari perkataan Wakil
Menteri Luar Negeri Maroko Latifa Akherbach dalam wawancara dengan
koresponden Antara London, beberapa waktu silam sehubungan dengan
digelarnya resepsi peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-
Maroko yang diadakan di Wisma Duta, Rabat. Ia menilai bahwa
Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar dan menjadi negara
demokrasi ketiga terbesar di dunia, Islam dapat berjalan beriringan,
sehingga Maroko ingin belajar banyak tentang budaya Indonesia.
Kerjasama
yang baik antara Maroko dan Republik Indonesia mempunyai dampak yang
positif terhadap kedua Negara tersebut,seperti halnya simbiosis
Mutualisme,hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa aspek, salah
satunya dari aspek ekonomi. Hubungan ekonomi dan perdagangan Republik
Indonesia - Maroko sangat memungkinkan untuk dikembangkan terkait
banyaknya produk ekspor Indonesia yang diminati masyarakat Maroko
terutama furniture. Mengenai nilai perdagangan kedua negara, dalam
beberapa tahun terakhir ini surplus selalu berada di pihak RI, dan
Pemerintah RI juga akan mengupayakan peningkatan nilai impor RI dari
Maroko agar nilai perdagangan menjadi berimbang.
Peluang
itu jelas ada mengingat Maroko merupakan salah satu produsen utama
fosfat di dunia, dan saat ini produk tersebut sangat dibutuhkan bagi
pengembangan proyek pembudidayaan tanaman kelapa sawit di Indonesia
yang antara lain juga akan diproses menjadi alternatif pengganti
bahan bakar minyak (BBM) mengingat cadangan minyak setiap tahun
cenderung menurun, sementara harga BBM secara global terus meningkat.
Salah
satu bentuk penghormatan Maroko terhadap Negara Republik Indonesia
yaitu dengan menggunakan nama Soekarno sebagai salah satu nama jalan
di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko. Selain itu Maroko
juga menggunakan nama Jakarta dan Bandung sebagai salah satu nama
jalan di kota Rabat. Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden
Soekarno mengambil nama Casabalanca yaitu kota perdagangan terpenting
dan kota pelabuhan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan
tersibuk yang ada di ibukota Negara kita yaitu Jakarta. Selain itu
kota Casablanca juga adalah sister city-nya kota Jakarta.
Hubungan
“Akh Syaqiq”
Hubungan
antara Republik Indonesia dengan Maroko boleh dikatakan “ Akh
syaqiq “ dalam artian saudara kandung, sebab hubungan antara
Indonesia dengan Maroko itu sangat dekat seperti halnya dengan
hubungan saudara kandung, baik dulu, kini dan esok. Hubungan tersebut
akan terus terjalin dengan baik,dan harapannya semoga hubungan RI -
Maroko dapat terus ditingkatkan, baik itu dari segi pendidikan,
sosial, pariwisata, ekonomi, ketahanan nasional dan budaya. Peluang
untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan maroko
cukup besar mengingat kedua negara sama-sama menganut kebijakan
moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi
Konferensi Islam (OKI) dan Kelompok 77.
Indonesia
dan Maroko boleh dikatakan dua Negara satu hati,maksudnya hubungan
antara Indonesia dengan Maroko sudah sangat erat. Hubungan kedua
Negara ini boleh diperumpamakan sebagai filosofi tubuh. Maksudnya
jika ada satu anggota tubuh yang merasakan sakit, seluruh anggota
tubuh pun ikut merasa sakit, begitu halnya dengan kedua Negara ini,
jika Maroko mengalami masalah, Indonesia pun ikut merasakan masalah
tersebut begitu pun sebaliknya, sehingga mereka berkerja sama untuk
mengatasi masalah tersebut.
Hubungan
antara Maroko dan Republik Indonesia ini harus diwariskan kepada para
calon generasi penerus bangsa,sebab esok hari merekalah yang akan
melanjutkan perjuangan kedua Negara ini, untuk menjaga kerjasama
antara Maroko dan Republik Indonesia maka mulai dari sekarang kita
harus mendidik dan memperkenalkan budaya- budaya Maroko kepada
generasi penerus Indonesia, begitupun sebaliknya.
Selain
itu masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga hubungan
antara Republik Indonesia dan Maroko agar tetap terjalin dengan
baik, diantaranya yaitu dengan cara pertukaran pelajar atau
mahasiswa, Setiap tahun pelajar/mahasiswa Indonesia berkunjung ke
Maroko, dan begitupun sebaliknya, selain itu kita juga bisa melakukan
pertukaran budaya, maksudnya Pemerintah Maroko datang ke Indonesia
untuk memperkenalkan budaya-budaya Maroko, dan Pemerintah Indonesia
datang ke Maroko untuk memperkenalkan budaya- budaya Indonesia.
Harapannya agar terjalin hubungan yang erat antara RI – Maroko baik
hari ini, esok dan seterusnya.
0 komentar:
Posting Komentar